Regulasi dan hukum di Indonesia yang mengatur penggunaan bahan kimia dirancang untuk melindungi pekerja dan lingkungan dari risiko yang mungkin terjadi. Berikut ini rincian lebih lanjut tentang regulasi tersebut:
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan ini mencakup aspek-aspek seperti identifikasi, penilaian, dan kontrol bahan berbahaya dan beracun (B3), serta pengawasan dan penegakan hukum terkait dengan pengelolaan B3. Dalam konteks ini, B3 adalah bahan yang memiliki sifat korosif, racun, reaktif, mudah terbakar, dan/atau meledak, serta dapat membahayakan kesehatan manusia dan/atau lingkungan. Untuk melindungi pekerja dan lingkungan, peraturan ini mensyaratkan bahwa B3 harus ditangani, disimpan, dan dibuang dengan cara yang aman dan sesuai.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
Peraturan ini merupakan pedoman tentang cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dan mencakup segala aspek yang berhubungan dengan produksi dan kontrol kualitas obat. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua obat yang diproduksi memiliki kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Peraturan ini mencakup penggunaan bahan kimia dalam pembuatan obat, termasuk cara penyimpanan, pengemasan, penanganan, dan pembuangan bahan kimia tersebut.
Konvensi ILO No. 170 tentang Keselamatan dalam Penggunaan Bahan Kimia di Tempat Kerja
Konvensi ini adalah bagian dari hukum internasional dan telah diratifikasi oleh Indonesia. Tujuan konvensi ini adalah untuk mencegah dan mengendalikan risiko bagi pekerja dan lingkungan yang timbul dari penggunaan bahan kimia di tempat kerja. Konvensi ini menekankan pentingnya informasi tentang bahan kimia yang digunakan di tempat kerja, termasuk penyediaan lembar data keselamatan (SDS), pelabelan yang tepat, dan pelatihan yang memadai untuk pekerja.
Seluruh regulasi dan hukum ini bekerja sama untuk menciptakan kerangka kerja yang melindungi pekerja dan lingkungan dari risiko yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia. Mereka menetapkan standar untuk penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia dengan aman, serta melibatkan ketentuan untuk pelabelan bahan kimia, penyediaan lembar data keselamatan (SDS), dan pelatihan pekerja dalam keselamatan bahan kimia.
Standar Sukarela dalam Penggunaan Bahan Kimia
Standar sukarela ini tidak secara khusus ditujukan pada penggunaan bahan kimia, tetapi menyediakan kerangka kerja yang umum untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, termasuk dalam penggunaan bahan kimia. Berikut ini rincian lebih lanjut tentang standar tersebut:
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS) 18001
OHSAS 18001 adalah standar internasional yang memberikan kerangka kerja untuk organisasi dalam implementasi manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif. Standar ini mengarahkan organisasi untuk merancang kebijakan dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang konsisten dengan prinsip-prinsip dasar perusahaan, termasuk pemenuhan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam konteks bahan kimia, OHSAS 18001 dapat membantu perusahaan dalam merancang dan menerapkan protokol penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia yang aman.
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) 14001
adalah standar internasional yang menetapkan kerangka kerja untuk sistem manajemen lingkungan. Standar ini mendorong perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan negatif operasional mereka, termasuk dari penggunaan bahan kimia. Standar ini memungkinkan perusahaan untuk secara sistematis menentukan dan mengendalikan dampak lingkungan dari aktivitas mereka, dan untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan mereka.
American Society for Testing and Materials (ASTM) International
ASTM International adalah organisasi standar internasional yang mengembangkan dan menerbitkan konsensus teknis tentang berbagai bidang, termasuk standar keselamatan dalam penggunaan bahan kimia. ASTM menetapkan standar untuk pengujian, klasifikasi, dan pelabelan bahan kimia, yang dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan bahan kimia.
Dengan menerapkan standar sukarela ini, organisasi di Indonesia dapat meningkatkan kepatuhan mereka terhadap regulasi dan hukum yang berlaku, serta lebih efektif dalam melindungi pekerja dan lingkungan dari risiko yang terkait dengan penggunaan bahan kimia.
Protokol Keselamatan Utama dalam Industri Kimia
Dalam industri kimia, penerapan protokol keselamatan yang tepat dapat membantu mencegah insiden berbahaya dan melindungi baik pekerja maupun lingkungan. Berikut ini adalah beberapa protokol keselamatan kunci yang harus diikuti oleh setiap organisasi yang berkecimpung dalam industri kimia:
Pelabelan Bahan Kimia dengan Tepat
Setiap bahan kimia harus dilabeli dengan benar untuk memberikan informasi penting tentang sifat fisik dan kimia, risiko kesehatan dan lingkungan, serta tindakan pencegahan yang perlu diambil saat menangani bahan tersebut. Pelabelan yang tepat sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan atau penanganan yang salah dari bahan kimia.
Penyediaan Lembar Data Keselamatan (SDS) kepada Pekerja
SDS adalah dokumen yang memberikan informasi detail tentang bahan kimia, termasuk identifikasi bahaya, komposisi, langkah-langkah pertolongan pertama, prosedur pemadaman kebakaran, tindakan pengendalian, penanganan dan penyimpanan, serta pertimbangan penanganan limbah. Pekerja harus diberikan akses ke SDS untuk setiap bahan kimia yang mereka gunakan.
Pelatihan Pekerja dalam Keselamatan Bahan Kimia
Pekerja harus menerima pelatihan keselamatan bahan kimia yang memadai. Pelatihan ini harus mencakup identifikasi bahaya, langkah-langkah pencegahan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan prosedur dalam hal keadaan darurat.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pekerja harus menggunakan APD yang sesuai saat menangani bahan kimia. APD dapat mencakup sarung tangan, kacamata pelindung, penutup wajah, sepatu keselamatan, dan pakaian pelindung.
Pengelolaan Tumpahan dan Kebocoran
Protokol khusus harus diterapkan untuk mengelola tumpahan dan kebocoran bahan kimia. Ini dapat mencakup penyerapan tumpahan, penanganan limbah, dan dekontaminasi area yang terkena.
Penyimpanan Bahan Kimia dengan Aman
Bahan kimia harus disimpan di lokasi yang aman, dengan suhu dan kelembaban yang tepat, serta jauh dari sumber panas atau api. Bahan kimia harus disimpan sesuai dengan kompatibilitas mereka untuk mencegah reaksi berbahaya.
Pembuangan Bahan Kimia dengan Cara yang Aman
Bahan kimia harus dibuang sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku, serta sesuai dengan instruksi yang diberikan dalam SDS. Pembuangan yang tidak tepat dapat merusak lingkungan dan menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.
Dengan mengikuti standar dan protokol keselamatan ini, organisasi dapat membantu melindungi pekerja dan lingkungan dari risiko yang terkait dengan penggunaan bahan kimia. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas yang melibatkan bahan kimia.
Tips Tambahan untuk Penggunaan Bahan Kimia dengan Aman di Indonesia
Untuk memastikan penggunaan bahan kimia yang aman dan bertanggung jawab di Indonesia, berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:
Membaca Lembar Data Keselamatan (SDS)
Untuk setiap bahan kimia yang Anda gunakan, selalu pastikan untuk membaca dan memahami Lembar Data Keselamatan (SDS). Dokumen ini memberikan informasi detail tentang bahaya dan cara penanganan bahan kimia yang aman, serta tindakan yang perlu diambil jika terjadi paparan.
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang Tepat
Selalu gunakan APD yang sesuai saat menangani bahan kimia. APD dapat mencakup sarung tangan, kacamata pelindung, masker atau respirator, dan pakaian pelindung khusus. APD ini bertujuan untuk melindungi Anda dari paparan bahan kimia yang berpotensi berbahaya.
Penyimpanan Bahan Kimia dengan Benar
Pastikan untuk menyimpan bahan kimia di tempat yang sejuk, kering, dan aman, jauh dari sumber panas dan sinar matahari. Penyimpanan yang tepat dapat mencegah kerusakan bahan dan reaksi kimia yang tidak diinginkan.
Pembuangan Bahan Kimia dengan Benar
Selalu buang bahan kimia dengan cara yang aman dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam SDS. Pembuangan yang tidak tepat dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Kesadaran akan Risiko Paparan Bahan Kimia
Perlu diingat bahwa beberapa bahan kimia bisa berbahaya jika dihirup, ditelan, atau diserap melalui kulit. Oleh karena itu, selalu ikuti protokol keselamatan dan gunakan APD saat menangani bahan kimia.
Melaporkan Tumpahan atau Kebocoran Bahan Kimia
Jika terjadi tumpahan atau kebocoran bahan kimia, laporkan segera kepada pihak yang bertanggung jawab. Jangan coba untuk membersihkannya sendiri kecuali Anda telah dilatih untuk melakukannya.
Mengikuti tips keselamatan ini dapat membantu Anda dan orang lain terhindar dari risiko yang terkait dengan penggunaan bahan kimia di Indonesia. Ingatlah selalu bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam semua aktivitas yang melibatkan bahan kimia.