Site icon PT ICSA

8 Bahan Kimia Pengolahan Air Bersih yang Perlu Diketahui

8 bahan kimia pengolahan air

8 Bahan kimia pengolahan air atau water treatment berikut merupakan proses penting yang dilakukan untuk menjamin kualitas air yang kita minum dan gunakan sehari-hari. Selain itu, proses pengolahan air juga bertujuan untuk meminimalisir potensi risiko kesehatan yang dapat muncul dari konsumsi air yang tidak terolah dengan baik. Beberapa bahan kimia yang umum digunakan dalam proses pengolahan air adalah chlorine, aluminum sulfate, sodium hydroxide, polyaluminum chloride, calcium hydroxide, ferric chloride, activated carbon, dan silica gel. Masing-masing bahan kimia ini memiliki peran yang unik dalam menjamin kualitas air yang baik untuk kita konsumsi.

Berikut kita cari tahu satu per satu.

Beberapa bahan kimia yang umumnya digunakan dalam proses pengolahan air adalah:

  1. Chlorine sebagai pengoksidasi untuk membunuh bakteri
8 bahan kimia pengolahan air

Bahan ini digunakan sebagai pengoksidasi untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam air. Penggunaan bahan kimia chlorine dalam proses water treatment merupakan salah satu cara yang efektif untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam air. Selain itu, bahan kimia ini juga dapat digunakan sebagai pengoksidasi untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan dalam air seperti besi, mangan, dan senyawa organik lainnya.

PT ICSA adalah ahlinya Produk Penjernih Air

Chlorine biasanya ditambahkan ke dalam air sebagai gas atau larutan garam klorin. Walaupun penggunaan bahan kimia chlorine dapat menjamin kualitas air yang baik, namun terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya. Salah satu risiko yang paling sering dikemukakan adalah terjadinya reaksi antara chlorine dengan zat-zat lain dalam air yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang tidak aman bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting bagi operator instalasi water treatment untuk mengontrol tingkat chlorine yang ditambahkan ke dalam air dengan benar sesuai dengan standar yang berlaku.

Selain itu, bahan kimia chlorine juga dapat merusak peralatan water treatment jika tidak digunakan dengan benar. Untuk menghindari hal ini, operator instalasi pengolahan air harus memastikan bahwa peralatan tersebut terawat dengan baik dan tidak rusak sebelum menambahkan chlorine ke dalam air.

Secara keseluruhan, penggunaan bahan kimia chlorine dalam proses pengolahan air merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjamin kualitas air yang baik untuk dikonsumsi. Namun, penting bagi operator instalasi pengolahan air untuk mengontrol tingkat chlorine yang ditambahkan ke dalam air dengan benar sesuai dengan standar yang berlaku agar tidak menyebabkan risiko bagi kesehatan manusia maupun kerusakan pada peralatan pengolahan air.

  1. Aluminum Sulfate mengurangi kandungan fosfat
8 bahan kimia pengolahan air

Senyawa ini digunakan untuk mengurangi kandungan fosfat dan nitrogen dalam air yang dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang tidak diinginkan. Penggunaan bahan kimia ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan alga yang tidak diinginkan dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan pengolahan air dan menurunkan kualitas air secara keseluruhan.

Aluminum sulfat biasanya ditambahkan ke dalam air sebagai larutan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Penggunaan bahan kimia ini umumnya dilakukan di instalasi pengolahan air yang bertujuan untuk memproduksi air minum bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Selain itu, penggunaan aluminum sulfat juga dapat mengendalikan kandungan klorin dalam air yang dapat menyebabkan reaksi dengan zat-zat lain dalam air yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang tidak aman bagi kesehatan manusia.

Walaupun penggunaan aluminum sulfat dapat menjamin kualitas air yang baik, namun terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya. Salah satu risiko yang paling sering dikemukakan adalah terjadinya reaksi antara aluminum sulfat dengan zat-zat lain dalam air yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang tidak aman bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting bagi operator instalasi water treatment untuk mengontrol tingkat aluminum sulfat yang ditambahkan ke dalam air dengan benar sesuai dengan standar yang berlaku.

  1. Sodium Hydroxide untuk mengubah pH air menjadi lebih basa
8 bahan kimia pengolahan air

Sodium hydroxide (NaOH) digunakan untuk mengubah pH air menjadi lebih basa. Penggunaan bahan kimia ini bertujuan untuk membantu dalam proses pengendalian kapur, yaitu proses yang digunakan untuk menghilangkan kandungan kalsium dan magnesium dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan pengolahan air dan menurunkan kualitas air secara keseluruhan.

Sodium hydroxide biasanya ditambahkan ke dalam air sebagai larutan yang telah disiapkan terlebih dahulu dalam prosesnya.

Selain itu, penggunaan sodium hydroxide juga dapat mengendalikan kandungan zat-zat lain dalam air seperti besi, mangan, dan senyawa organik lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan pengolahan air.

Risiko yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya adalah terjadinya reaksi antara sodium hydroxide dengan zat-zat lain dalam air. Oleh karena itu, penting bagi operator instalasi pengolahan air untuk mengontrol tingkat sodium hydroxide yang ditambahkan ke dalam air dengan benar sesuai dengan standar yang berlaku.

  1. Polyaluminum Chloride
8 bahan kimia pengolahan air

digunakan untuk mengikat zat-zat yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan water treatment. Penggunaan bahan kimia ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada peralatan pengolahan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang terlarut dalam air.

PAC biasanya ditambahkan ke dalam air sebagai larutan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Penggunaan bahan kimia ini umumnya dilakukan di instalasi pengolahan air yang bertujuan untuk memproduksi air minum bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Selain itu, penggunaan PAC juga dapat mengendalikan kandungan bakteri dan mikroorganisme dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan water treatment.

  1. Calcium Hydroxide: digunakan untuk meningkatkan pH air dan membantu dalam proses pengendalian kapur

Pengendalian kapur pada proses pengolahan air bertujuan untuk menghilangkan kandungan kalsium dan magnesium dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan pengolahan air dan menurunkan kualitas air secara keseluruhan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kapur pada proses pengolahan air. dengan menambahkan bahan kimia Calcium hydroxide (Ca(OH)2) ke dalam air.

Bahan kimia ini akan bereaksi dengan kalsium dan magnesium dalam air sehingga terbentuk senyawa yang tidak terlarut dalam air dan dapat dihilangkan dengan mudah.

  1. Ferric Chloride

Ferric chloride (FeCl3) adalah bahan kimia yang sering digunakan untuk mengikat zat-zat yang terlarut dalam air seperti besi, mangan, dan senyawa organik lainnya. Penggunaan bahan kimia ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada peralatan pengolahan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang terlarut dalam air.

Ferric chloride biasanya ditambahkan ke dalam air sebagai larutan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Penggunaan bahan kimia ini umumnya dilakukan di instalasi pengolahan air yang bertujuan untuk memproduksi air minum bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Selain itu, penggunaan ferric chloride juga dapat mengendalikan kandungan bakteri dan mikroorganisme dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan water treatment.

Walaupun penggunaan ferric chloride dapat menjamin kualitas air yang baik, namun terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya. Salah satu risiko yang paling sering dikemukakan adalah terjadinya reaksi antara ferric chloride dengan zat-zat lain dalam air yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang tidak aman bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting bagi operator inst

  1. Activated Carbon

Activated carbon, atau karbon aktif, merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan air untuk menyerap zat-zat kimia yang tidak diinginkan. Zat-zat tersebut meliputi pestisida, herbisida, dan senyawa organik lainnya yang dapat merusak kualitas air dan berbahaya bagi kesehatan manusia jika terkonsumsi.

Activated carbon terbuat dari bahan-bahan organik seperti batubara, kayu, atau kulit kacang yang telah diaktivasi dengan proses kimia sehingga memiliki struktur pori-pori yang sangat luas. Struktur pori-pori tersebut memungkinkan activated carbon untuk menyerap zat-zat kimia tersebut dengan baik.

Penggunaan activated carbon dalam proses pengolahan air biasanya dilakukan dengan cara menambahkan media filter yang terbuat dari activated carbon ke dalam instalasi pengolahan air.

  1. Silica Gel sebagai partikel-partikel kecil yang terlarut dalam air

Silica gel adalah bahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan air untuk mengikat partikel-partikel kecil yang terlarut dalam air. Partikel-partikel tersebut dapat berupa besi, mangan, atau senyawa organik lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan water treatment jika tidak ditangani dengan benar.

Silica gel merupakan jenis kristal yang terbuat dari silikon dioksida (SiO2). Kristal tersebut memiliki struktur pori-pori yang sangat luas sehingga dapat mengikat partikel-partikel kecil dengan baik. Penggunaan silica gel dalam proses pengolahan air biasanya dilakukan dengan cara menambahkan media filter yang terbuat dari silica gel ke dalam instalasi pengolahan air. Media filter tersebut akan menyaring air sebelum disalurkan ke masyarakat.

Selain itu, penggunaan silica gel juga dapat mengendalikan kandungan bakteri dan mikroorganisme dalam air yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan pengolahan air.

Exit mobile version